Senin, 31 Oktober 2016

MOBIL PINTAR

Karya yang pertama di tulis itu adalah puisi tentang MOBIL PINTAR.

kenapa mobil pintar?  Karena dari situlah mimpi-mimpi itu hadir.  Meskipun masih kelas 6 SD banyak hal yang dapat dipelajarin saat ikut aktivitas di mobil pintar, dari yang lomba bikin puisi tentang mobil pintar dengan anak-anak lainnya dan lomba menggambar pesawat. Dimulai saat bikin puisi itu sedikit jiplak ke buku sekolah yang puisi tentang kenari tapi di ubah ke tentang mobil pintar dan akhirnya ke pilih jadi pemenang padahal cuma biasa aja kalau diperhatikan namanya juga masih anak-anak tapi alhamdulillah itu sebuah kesenangan sendiri. Dan gak lama kemudian ada perlombaan menggambar pesawat dan pas mau gambar ada buku tentang pesawat jadi dapat inspirasi mau gambarnya ya kalau diperhatikan juga sama kaya di buku gambar itu. Tapi hasilnya itu membuat senang lagi karena alhamdulillah menang kedua kalinya. Dua hal itu yang membuat aku terpilih sebagai anak pilihan di mobil pintar selain rajin baca buku dan datang setiap waktu ada mobil pintar. Ya karena masa kecilku aku si kutu buku. Banyak kegiatan lain yang di ikuti aku sebagai salah satu anak pilihan. Ikut dalam acara lomba menggambar di koja jakarta utara, lalu ikut lomba menggambar di pesawat garuda dalam penerbangan keliling selat sunda dalam rangka apa aku juga sudah lupa. Dari situlah aku belajar memiliki mimpi karena tanpa disadari yang di sekitarku itu adalah anak-anak yang memiliki latar belakang yang jauh kurang baik dari ku. Ada tuna daksa dan tuna wisma yang bersemangat berlomba-lomba menangkan perlombaan. Aku pikir aku yang bakal menang lagi ternyata tidak malah anak-anak yang lainnya yang memenangkannya.  Ada rasa kecewa namun saat bertemu ka salma, ka aming, dan bunda rima melati aku merasa senang. Karena mereka artis yang terkenal pada masanya itu mau ikut andil dalam acara yang mayoritas pengikutnya anak-anak berkebutuhan khusus. Banyak hal yang aku dapatkan dari setiap kegiatan itu dari yang bermimpi jadi artis, jadi pelukis, dan jadi pembawa acara.  Tapi aku sadar aku harus terus belajar untuk menggapai semua itu dan jangan merasa lebih baik dari orang lain karena masih banyak orang lain yang lebih bagus.

Mobil pintar adalah perpustakaan keliling yang banyak kegiatan di dalamnya dari membaca, menulis, membuat prakarya, bermain alat peraga, bermai komputer dan menonton video anak-anak. Mobil pintar ini biasanya datang ke tempat-tempat rumah kumuh atau daerah anak-anak yang putus sekolah. Ini di didirikan oleh IKIB (Istri Kabinet Indonesia Bersatu).

Minggu, 30 Oktober 2016

Manfaat Menulis

1. Terapy stres, saya sudah buktikan itu. Setelah menulis berasa lega. Meski masalah belum terselesaikan, jika pikiran dan hati rileks, akan bisa menemukan solusi.
.
2. Menciptakan bahagia. Orang yang suka menulis mudah bahagia. Apalagi kalau cuma hobby. Tidak tahu kalau penulis profesional dalam tekanan deadline, puyeng mungkin? Hehe ....
.
3. Mengasah kepedulian.
Rata-rata untuk bisa menulis diawali dari membaca, mengamati sekitar, memikirkan, mencerna permasalahan atau peristiwa, baru kemudian bisa menuangkan dalam tulisan.
.
4. Investasi akhirat.
Tulisan yang manfaat dan inspiratif mampu menggerakkan orang lain untuk berbuat baik. Nah jadilah amalan jariyah. Luruskan niat sebelum menulis, bismillah, dan siap menanggung resikonya kalau ada yang julit. Tak mudah mengajak dalam kebaikan.
.
5. Memperluas wawasan dan memperluwes sikap dalam pergaulan.
Otomatis, bisa nulis kudu punya wawasan luas, tidak cupet nalar efeknya akan menjadi pribadi yang fleksible, luwes, mampu menghargai perbedaan, tidak mudah menghakimi, dan nyantai, tidak gampang esmosi.
.
6. Keuntungan finansial.
Tulisan yang bagus kan layak jual. Dapat duit. Asyik kan? Asyik kan? # ngarep banget. Sumpah! Ya Allah kabulkan doaku. (Aamiin).
.
7. Terkenal.
Apa untungnya jadi terkenal? Senenglah, jadi idola, dipedulikan, disayang banyak orang. Punya fans yang menyemangati dan menghibur. Kalau semisal sakit, banyak pula yang mendoakan.
.
8. Mengasah otak, mencegah kepikunan.
Jelas, menulis itu butuh mikir, nggak bisa asal ngetik. Apa yang ingin kita sampaikan butuh penjabaran, mengurai ide menjadi rangkaian dalam kalimat. Untuk bisa dipahami orang lain, itu butuh tekhnik dan latihan terus- menerus.
.
9. Meningkatkan kecerdasan.
Menulis itu butuh fokus. Konsentrasi antara indera peraba, penglihatan, perasa, dan pendengaran. Menulis adalah ekspresi paling jujur. Bisa banget untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
.
Menulis aja banyak manfaatnya masih ragu untuk tebar manfaat dari menulis kah?

Sumber: Sulastri Widji > Komunitas Bisa Menulis

Kamis, 27 Oktober 2016

"PILIH AKU ATAU IBUMU" ( Merinding bacanya )

Berpuluh kali membaca postingan ini,tidak akan bosan.
Subhan Allah
Pagi-pagi sekali, Sarah mengetuk pintu rumah ibunya. Ia menggendong anaknya dan membawa satu tas besar di tangan kanannya.
Dari matanya yang sembab dan merah, ibunya sudah tahu kalau Sarah
pasti habis bertengkar lagi dengan  suaminya.

Meski heran, karena biasanya Sarah hanya sebatas menelpon sambil menangis jika bertengkar dengan suaminya. Ayah Sarah yang juga keheranan, segera menghampiri Sarah dan menanyakan masalahnya.
Sarah mulai menceritakan awal pertengkarannya dengan suaminya tadi malam.
Sarah kecewa karena suaminya telah membohongi Sarah selama ini.
Sarah menemukan buku rekening suaminya terjatuh didalam mobil.
Sarah baru tahu, kalau suaminya selalu menarik sejumlah uang setiap bulan, di tanggal yang sama.
Sementara Sarah tahu, uang yang Sarah terima pun sejumlah uang yang sama.
Berarti sudah 1 tahun lebih, suaminya membagi uangnya, setengah untuk Sarah, setengah untuk yang lain. Jangan-jangan ada wanita lain??

Ayah Sarah hanya menghela nafas, wajah bijaksananya tidak menampakkan rasa kaget atau pun marah.

"Sarah...,
» Yang pertama, langkahmu datang ke rumah ayah sudah 'Dilaknat Allah dan para MalaikatNya', karena meninggalkan rumah tanpa seizin suamimu"
Kalimat ayah sontak membuat Sarah
kebingungan.
Sarah mengira ia akan mendapat dukungan dari ayahnya.

» "Yang kedua, mengenai uang suamimu, kamu tidak berhak mengetahuinya.
Hakmu hanyalah uang yang diberikan suamimu ke tanganmu.
Itu pun untuk kebutuhan rumah tangga.
Jika kamu membelanjakan uang itu tanpa izin suamimu, meskipun itu untuk sedekah, itu tak boleh".
Lanjut ayahnya.

"Sarah.., suamimu menelpon ayah dan mengatakan bahwa sebenarnya uang itu memang diberikan setiap bulan untuk seorang wanita.
Suamimu tidak menceritakannya padamu, karena kamu tidak suka wanita itu sejak lama.
Kamu sudah mengenalnya, dan kamu merasa setelah menikah dengan suamimu, maka hanya kamulah wanita yang
memilikinya".

Suamimu meminta maaf kepada ayah karena ia hanya berusaha menghindari pertengkaran denganmu.
Ayah mengerti karena ayah pun sudah mengenal watakmu" mata ayah mulai berkaca-kaca.
"Sarah...,
kamu harus tahu, setelah kamu menikah maka yang wajib kamu taati adalah suamimu.

Jika suamimu ridho pdmu,
maka Allah pun Ridho

Sedangkan suamimu, ia wajib taat kepada ibunya
Begitulah Allah mengatur laki-laki untuk taat kepada ibunya.
Jangan sampai kamu menjadi
penghalang bakti suamimu kepada ibundanya".
"Suamimu, dan harta suamimu adalah  milik ibu nya".
Ayah mengatakan itu dengan tangis. Air matanya semakin banyak membasahi pipinya.
Seorang ibu melahirkan anaknya dengan susah payah dan kesakitan.

• Kemudian ia membesarkannya hingga dewasa hingga anak laki-lakinya menikah, ia melepasnya begitu saja.

• Kemudian anak laki-laki itu akan sibuk dengan kehidupan barunya.

• Bekerja untuk keluarga barunya.

Mengerahkan seluruh hidupnya untuk istri dan anak-anaknya

Anak laki-laki itu hanya menyisakan sedikit waktu untuk sesekali berjumpa dengan ibunya. sebulan sekali, atau bahkan hanya1 tahun sekali.

"Kamu yang sejak awal menikah tidak suka dengan ibu mertuamu.
Kenapa?
Karena rumahnya kecil dan sempit? Sehingga kamu merajuk kepada
suamimu bahwa kamu tidak bisa tidur disana.
Anak-anakmu pun tidak akan betah disana.
Sarah.., mendengar ini ayah sakit sekali".

"Lalu, jika kamu saja merasa tidak nyaman tidur di sana.
Bagaimana dengan ibu mertuamu yang dibiarkan saja untuk tinggal disana?"
"Uang itu diberikan untuk ibunya.
Suamimu ingin ayahnya berhenti berkeliling menjual gorengan.
Dari uang itu ibu suamimu hanya memakainya secukupnya saja, selebihnya secara rutin dibagikan ke anak-anak yatim dan orang-orang tidak mampu di kampungnya.
Bahkan masih cukup untuk menggaji seorang guru ngaji di kampung itu" lanjut ayah.

Sarah membatin dalam hatinya, uang yang diberikan suaminya sering dikeluhkannya kurang.
Karena Sarah butuh banyak pakaian untuk mengantar jemput anak sekolah.
Sarah juga sangat menjaga
penampilannya untuk merawat wajah dan tubuhnya di spa.
Berjalan-jalan setiap minggu di mall.
Juga berkumpul sesekali dengan teman-temannya di restoran.

Sarah menyesali sikapnya yang tak ingin dekat-dekat dengan mertuanya yang hanya seorang tukang gorengan.
Tukang gorengan yang berhasil
• Menjadikan suaminya seorang sarjana,
• mendapatkan pekerjaan yang di idam-idamkan banyak orang.
• Berhasil mandiri, hingga Sarah bisa menempati rumah yang nyaman dan mobil yang bisa ia gunakan setiap hari.

"Ayaaah, maafkan Sarah", tangis sarah meledak.
Ibunda Sarah yang sejak tadi duduk di samping Sarah segera memeluk Sarah.

"Sarah...
• kembalilah ke rumah suamimu.
Ia orang baik nak...
Bantulah suamimu berbakti kepada orang tuanya.

Bantu suamimu menggapai surganya, dan dengan sendirinya, ketaatanmu kepada suamimu bisa menghantarkanmu ke surga".

Ibunda sarah membisikkan kalimat itu ke telinga Sarah.

Sarah hanya menjawabnya dengan anggukan, ia menahan tangisnya.
Bathinnya sakit, menyesali sikapnya.

Namun Sarah berjanji dalam hatinya, untuk menjadi istri yang taat pada suaminya...
Subhanallah....

* Kirimkan Kisah ini ke semua sahabat Anda, siapa tahu ada orang yang mau mencoba dan mengambil manfaat dari kisah ini, sehingga anda pun akan mendapatkan pahala.
In syaa Allah...
🙏🙏🙏

Minggu, 16 Oktober 2016

Tetap sama

Adakah sisa rasa dihatimu?
Adakah namaku disetiap doamu?
Adakah cerita yang kau ingat tentang kita?
Aku yang merinduimu dalam diamku
Yang selalu membunuh rasa rindu dengan kesibukanku
Aku yang ingin melupakanmu namun tetap masih belum bisa.
Setelah apa yang kita lalui bersama meski itu tak berharga sekalipun
Tetap itu adalah hal yang mampu membuat ku tersenyun lepas
Kita yang tak pernah tahu kapan menyatu dalam kehangatan bersama
Mengenali satu sama lainnya yang tak pernah kita pikirkan
Aku yang selalu menybunyikan semua tentang rasa
Aku yang selalu berpura-pura baik padahal hatiku begitu sakit mengingatnya
Tapi apa boleh buat hatimu bukan untukku.

Temui aku

Tidak kau ingin bertemu sekedar mengobrol denganku?
Tidak kah kau menginginkan canda sebelum kita berdekatan yang akhirnya berjauhan?
Mana omononganmu yang kita tetap untuk tetap seperti biasanya, Mana sikapmu yang ingin menganggapku ada,
Katamu kita akan tetap menjalin silahturahmi tapi aku tak menemukan itu semua darimu.
Aku selalu berfikir ini kah salahkah ku?
Atau aku yang terlalu berharap saja.
Tapi menurutku tidak, karena aku tetap berusaha menegurmu meskipun kamu lebih dingin dari sebelumnya.
Aku berusaha untuk jadi teman baikmu setelah semuanya usai.
Tapi mengapa kamu tidak?
Aku berusaha mengajakmu untuk menyelesaikan semuanya baik-baik tapi kamu pun menghindar sepertinya dariku.
Aku hanya ingin mengutarakan segalanya secara langsung bukan untuk meminta kamu kembali.
Sebelum aku bisa menemui dan mengutarakan aku tak bisa tenang, Aku ingin kamu dan tetap menjadi teman yang baik seperti komitmenmu.
Mungkin saja kamu lupa?
Atau memang selama ini kamu hanya kasihan jadi kamu seperti itu kah?
Apa kamu tak pernah berpikir bagaimana jadi diriku.
Yang selalu dihantui rasa bersalah dan ingin bertemu denganmu?
Aku selalu menutupi segalanya dengan rapat-rapat.
Aku selalu membohongi diriku sendiri.
Aku yang menahan egoku selama ini, dan selalu memuncak di luar kendali yang belum pernah aku lakukan.
Apa kamu tahu? 
Aku rasa tidak.
Kamu terlalu cuek, padahal kamu yang membuatku tetap bertahan meskipun aku tahu kamu menjauhiku.
Aku menunggu untuk selalu bertemu.
Untuk berbicara langsung menyelesaikannya semua.
Aku menunggu hingga lelah sering menghampiri setiap saat.
Aku selalu lebih ingin sendiri karena trauma akan segala omongan yang ada..
Aku trauma karena sikapmu.
Jika kamu memang mengerti seharusnya kamu mau menemuiku, bukan menjauhi ku.
Aku selalu menanti untuk bertemu kepadamu, bukan untuk meminta kembali tapi aku ingin semua seperti sedia kala tanpa beban.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Entahlah

Seribu malam pun terlewati
Seratus kali mencoba
Entah kapan ini berakhir
Aku lelah dengan segalanya
Lelah dengan semua tentang rasa ini
Ingin ku berhenti sejenak atau selamanya pun boleh
Karena aku terlalu mencintaimu
Mencintaimu memang tak salah
Tapi yg salah adalah caraku mencintaimu yang begitu dalam
Sehingga aku lupa cara untuk pergi darimu.

Jarak

Jarak yang membuat batas,
Jarak pula yang membuat tertutup,
Keengganan pada jarak pula lah yang membuat semakin jauh,
Jarak yang selalu membuat jeda diantara kita..
Kita tak pernah menyatu meski pun dekat,
Karena jarak diantara kita menghalangi..
Ingin ku robohkan jarak yang berdiri tegak dihadapanku
Tapi itu tak mudah karena jarak didepan ku adalah emosi yang tak terkontrol..

Berdamai Dengan Bosan

Setiap orang pasti pernah, bahkan mungkin sering mengalami kebosanan dalam hidupnya. Lalu apa yang kamu lakukan dalam menghadapi kebosanan itu?
Sering saya temukan orang yang memutuskan untuk resign dari pekerjaannya karna alasan bosan. Itu juga pernah saya alami beberapa tahun lalu. Namun, bosan bukan satu-satunya alasan yang membuat saya resign.
Setelah bertahun berlalu dan mengalami beberapa kali pengunduran diri dari pekerjaan, saya pun menyadari satu hal yang berkaitan dengan kebosanan.
Sejatinya bosan tidak untuk dihindari tapi dihadapi. Mengapa harus dihadapi? Karna mungkin suatu saat nanti bosan itu akan datang padamu lagi. Ia akan hadir mengisi harimu lagi. Jadi kamu tak akan bisa menghindar darinya.
Lalu bagaimana cara menghadapinya?
Bosan melanda di saat kita lelah menghadapi aktifitas yang itu itu saja. Rutinitas yang monoton, bertemu dengan dia lagi, kamu lagi, kamu terus.
Bosan melanda mungkin saat hati dan pikiran kita kosong. Terjebak dengan rutinitas yang monoton membuat kamu tak punya kesempatan mengembangkan diri, menikmati gaji, mengisi hati dan menata diri menggali potensi.
Hadapi kebosanan itu dengan berani, ambil posisi dan atur strategi. Kamu bisa berlibur misalnya. Berhenti sejenak dari kegiatan yang kamu anggap membosankan itu. Pergilah ke mana kamu suka. Nikmati setiap jam, menit dan detiknya.
Pergilah silaturrahim ke kerabat yang telah lama tak kau kunjungi. Seberapa pun jauh jaraknya, niatkan untuk menguatkan ikatan persaudaraan karna Allah. Ziarah ke teman dan sahabat yang tlah lama tak kau sapa. Yang paling utama datangilah orangtua yang semakin jauh jaraknya darimu.
Singgahlah, hadirilah tempat di mana malaikat-malaikat berkumpul. Taman surga namanya, tempat di mana orang-orang salih berkumpul mengajak kepada amar ma'ruf, mengkaji Al qur'an, saling nasihat menasihati, mengajak untuk mengingat Allah. Kekosongan hati akan terisi, pikiran akan penuh dengan amunisi, galau tak ada lagi, bosan pun sirna tak kembali.
Lalu kembalilah pada rutinitasmu. Kembalilah dengan senyum, semangat dan percaya diri.
Dan di sinilah saya kembali pada rutinitas yang dulu membosankan. Namun, akan saya hadapi semuanya dengan ikhlas dan sunggu-sungguh seolah memulai semuanya dari nol.
Selamat tinggal bosan!

By: nia hanie

Waktu Tidur Yang Baik maupun Kurang Baik (HAILULAH, QAILULAH & 'AILULAH)

Apakah yang dimaksud dengan TIDUR HAILULAH, QAILULAH & 'AILULAH? 1.Tidur   HAILULAH  :  Tidur yg menghalangi rizqi 2.Tidur  QOILU...